Efek Blog
Efek Blog
Efek Blog
Toad Jumping Up and Down

Selasa, 15 Maret 2016

Taufiq El Hakim



MAKALAH
TARIKH ADAB AL ‘ARABY III
TAUFIQ AL HAKIM
(SASTRAWAN ARAB MODERN)




Dosen Pembimbing:
Ahmad Kholil, M.Fil.I
Disusun oleh:
                              Syaidatu Alfi Nur Faizah           (13310053)


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS HUMANIORA
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016






KATA PENGANTAR

            الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين. والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين. أما بعد...
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas izin dan kehendak-Nya makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW., keluarga, dan seluruh sahabatnya.
            Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh al Adab al ‘Araby III. Adapun yang kami bahas dalam makalah ini mengenai salah satu tokoh sastrawan Arab modern yang karya-karyanya sangat melejit yaitu “Taufiq al Hakim”.
            Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan kami mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah memberikan limpahan ilmu kepada kami.
            Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih maksimal.
            Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini berguna bagi siapapun yang membacanya.



                                                                                                Malang, 5 Maret 2016


                                                                                                            Penulis



 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Pada masa modern ini, sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia saat ini sedang mengarah ke arah masyarakat industri, sehingga konsep-konsep yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, sains, dan berbagai teknologi dianggap lebih penting untuk digapai. Oleh karena itu, penulis berusaha menggugah kembali setiap masyarakat yang kini telah mengabaikan adanya sastra, dengan memperkenalkan sastrawan dan keindahan karyanya.
            Ada banyak sastrawan Arab modern, yang karya-karyanya tidak hanya berkualitas di wilayahnya saja, bahkan kualitasnya telah mencapai internasional. Pada masa ini pun telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, sehingga karya-karya tersebut mampu menambah minat baca masyarakat terhadap berbagai karya sastra. Diantaranya adalah karya-karya Thaha Husein, Najib Mahfudz, dan masih banyak yang lain lagi.
            Namun di sini, penulis memilih pembahasan tentang Taufiq al Hakim karena penulis sangat tertarik dengan salah satu sastrawan Arab modern ini yang karya-karyanya berkualitas tinggi. Beliau merupakan sastrawan besar muslim asal Mesir. Kebesaran nama Taufiq al Hakim sebagai seorang sastrawan, cerpenis, dan novelis, bahkan melampaui Najib Mahfudz yang konon telah memperoleh penghargaan nobel sastra. Selain itu, Najib Mahfudz sendiri mengaku bahwa ia adalah “pengagum berat” Taufiq al Hakim. Tak Hanya pengagum, ia bahkan menyebut Taufiq al Hakim sebagai gurunya. Taufiq al Hakim ini tidak hanya merupakan sastrawan bestseller saja, tapi megabestseller.
            Sayang, di khalayak penikmat sastra dan pembaca buku di Indonesia, nama Taufiq al Hakim kalah populer dengan Najib Mahfudz, yang karya-karyanya telah banyak diterjemahkan dan diedarkan di pasaran. Cukup disayangkan bila karya-karya Taufiq al Hakim belum terlalu dikenal di Indonesia dibandingkan dengan karya Najib Mahfudz, sehingga di sini penulis ingin memperkenalkan sosok Taufiq al Hakim kepada para pembaca.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Biografi Taufiq al Hakim
            Dr. Taufiq al Hakim, sastrawan besar dengan reputasi internasional ini, lahir, bertumbuh, dan besar di Mesir. Ia dilahirkan pada musim panas, di Dahiyatur Raml, Iskandaria, Mesir pada tahun 1902. Ia memiliki keturunan Arab-Turki dari keturunan keluarga petani kaya. Ayahnya bekerja sebagai hakim. Pada usia 7 tahun, Taufiq al Hakim dimasukkan ayahnya ke sekolah dasar di Damanhur.
            Ketika terjadi pergolakan nasional di Mesir, pada tahun 1919, Taufiq sempat dijebloskan ke penjara karena turut terlibat di dalamnya bersama pamannya, Hasan. Taufiq terlibat dalam pergolakan itu di bawah pimpinan Sa’d Zaglul. Penjara rupa-rupanya menjadi guru terbaik Taufiq dalam mengembangkan pola pikir dan imaji-kreatifitasnya. Sehingga selepas keluar dari penjara, ia pun bersungguh-sungguh dalam mengembangkan bakat menulisnya. Ia menulis apa saja yang ada dalam pikirannya. Pada tahun 1920, Taufiq memperoleh ijazah kaafah (kredibel).[1]
            Lulus dari sekolah menengah, Taufiq al Hakim melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Hukum. Sementara bakat seni dan sastranya semakin tumbuh dan berkembang dalam hati dan pikirannya. Ia pun kemudian bergabung dengan para seniman muda sebayanya, diantaranya dengan Mahmud Taimur. Pada tahun 1922, ia sudah mulai menyusun beberapa nakah drama yang dipentaskan oleh grup teater Ukasyah di gedung teater al Azbekiyah.
            Naskah drama yang dipentaskan diantaranya al Mar’ah al Jadidah, al ‘Aris, dan Khatam Sulaiman. Namun naskah tersebut tidak diterbitkan. Hal itu menunjukkan bahwa karya-karya tersebut dianggapnya masih belum sempurna. Walaupun demikian ia dianggap sebagai peletak dasar dramaMesir modern. Dialah yang menjadikan drama sebagai genre sastra di dunia Arab.
            Pada tahun 1924, Taufiq al Hakim menyelesaikan studi pada Sekolah Tinggi Hukum. Ia meminta kepada ayahnya agar diizinkan pergi ke Paris dengan alasan untuk melanjutkan studi hukum. Ayahnya sangat senang dan menyetujui keinginannya. Akan tetapi, selama 4 tahun berada di Paris ia tidak sedikitpun menyentuh masalah-masalah hukum. Selama itu, ia gunakan untuk membaca novel sebanyak-banyaknya, mendalami sastra dan teater, baik di Perancis maupun di luar Perancis. Ia juga sangat suka dengan musik barat. Seluruh waktunya dihabiskan di gedung-gedung opera, konser-konser musik, dan mendalami teater. Selain itu juga dihabiskan membaca sebanyak-banyaknya budaya dan intelektualitas dari masa klasik dan masa modern.
            Pada tahun 1928, Taufiq al Hakim kembali ke Mesir dan bekerja sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat sampai tahun1934. Kemudian ia menjadi Direktur Pelaksana pada Departemen Pendidikan dan Pengajaran sampai tahun 1939. Lalu dirinya pindah ke Departemen Sosial dengan jabatan sebagai direktur pada Departemen Pelayanan Sosial. Meski sibuk dengan kegiatan yang berkaitan dengan jabatannya, ia masih aktif menulis, baik cerpen, novel, maupun naskah drama.
            Pekerjaannya sebagai anggota senat dan seringnya mengunjungi daerah-daerah dan perkampungan-perkampungan, melahirkan karya tulis berupa catatan harian berjudul Yaumiyyat an Naib fi al Aryaaf.
            Taufiq al Hakim pensiun dari pegawai negeri (dari jabatan-jabatan resmi pemerintahan) pada tahun 1943. Kemudian ia mencurahkan hidupnya untuk seni, sampai ia wafat tahun 1987 di Kairo.[2]
2.2  Karya-Karya Taufiq al Hakim
Taufiq al Hakim merupakan sastrawan Arab yang banyak melahirkan naskah drama. Taufiq al Hakim meninggal dunia pada tahun 1987 dengan mewariskan lebih dari 60 naskah drama Arab modern, 2 kumpulan cerpen dan 20 novel yang bermutu tinggi. Adapun beberapa dari karya-karyanya diantaranya sebagai berikut:[3]
1.     الضيف الثقيل merupakan naskah drama yang ditulis ketika ia masih remaja pada saat terjadi revolusi 1919 melawan penjajah Inggris.
2.     أهل الكهف (1935), merupakan sebuah karya terjemahan. Karya ini adalah karya masrahiyyah terbaik dalam sastra Arab modern yang diambil dari kisah Ashabul Kahfi dalam al Qur’an.
3.     عودة الروح, merupakan karya Taufiq al Hakim berupa novel yang diterbitkan pada tahun 1933 oleh Dar al Syuruq di Kairo. Ilmuwan timur dari Jerman mengatakan bahwa ‘Audatur Ruh ini merupakan novel Mesir yang temanya berisikan tentang kebangkitan Mesir, beberapa suku, dan juga tuntutan adanya kebebasan. Dalam novel ini pula, percakapan ditulis dalam bahasa ‘Amiyah, sedangkan isinya menggunakan bahasa fushah. Begitulah uslub yang dapat kita temukan pada novel ini, menggunakan dua bahasa. Novel ‘Audatur Ruh yang diterbitkan pada tahun 1933 ini, merupakan gerbang pembuka menuju sastra Arab yang modern secara umum. Kesuksesan ‘Audatur Ruh ini diikuti oleh  novel-novel berikutnya.[4]
4.     أهل الكهف (1933), merupakan sebuah karya naskah drama.
5.     نائب في الأرياف يوميات
6.     أرني الله merupakan antologi cerpen, yang mana nama ini diambil dari salah satu cerpen karyanya. Dalam antologi ini termuat 18 cerpen Taufiq al Hakim, diantaranya adalah Arinillah (Lihatkan Allah Padaku), Asy Syahiid (Sang Martir), Mauzi’ul Barid (Seorang Tukang Pos), Wakaanatid Dunya (Dan Dunia Pun Ada), Daulatul Ashaafir (Negeri Burung Pipit), dan masih banyak lagi yang lainnya. Kesimpulan cerpen Arinillah ini mengisahkan tentang seorang lelaki saleh yang bersih hatinya. Ia memilki seorang anak lelaki, meskipun masih kecil tapi cerdasnya luar biasa, fasih bicara pula. Sang bapak acapkali duduk bercengkrama dengan anak semata wayangnya. Hebatnya, di saat bercengkrama itu, pembicaraan mereka tidak nampak layaknya seorang anak dan bapak. Tapi mereka ngobrol layaknya teman akrab saja. Bagi mereka, perbedaan umur yang terpaut sangat jauh seumpama tirai halus dari sutra yang gampang tersingkap saat dihembus angin. Suatu saat sang anak meminta ayahnya “Arinillah (Lihatkan Allah Padaku)”. Sang ayah pun pergi mencari ahli agama yang dianggapnya sangat paham tentang hal ini, karena ia tak mau membawa tangan kosong kepada sang anak namun tidak ada hasil. Hingga suatu saat ia pergi kepada ahli ibadah, dan meminta untuk memperlihatkan Allah padanya. Setelah itu, lelaki itu menghilang ke tempat yang tidak diketahui, sampai anak dan istrinya mencari. Dan akhirnya lelaki itu ditemukan di lereng yang jauh dari kota dalam keadaan mendapat cinta Allah walau hanya setengah dzarrah, hingga perkataan manusiapun sama sekali tidak dihiraukannya, karena hanya Allah yang ada dalam dirinya.[5]
7.     شهرزاد (1934), sebuah karya terjemahan.
8.     عصفور من الشرق, merupakan sebuah karya drama.
9.     أهل الفن, sebuah karya kumpulan dari tiga fragmen naskah drama, sebuah cerpen komedi, dan dua cerpen.
10.  القصر المسحور (1936), sebuah karya novel yang ditulis bersama Thaha Husen.
11.  محمد (1936), sebuah biografi Nabi Muhammad saw dalam bentuk cerita.
12.  عهد الشيطان (1938), sebuah karya antopologi cerpen sosial.
13.  سليمان الحكيم, sebuah judul naskah drama.
14.  بيغاليون (1949), sebuah karya terjemahan.
15.  أوديب (1949), sebuah karya terjemahan.
16.  إيزيس (1955), sebuah judul naskah drama.
17.  الصفقة (1956), sebuah judul naskah drama.
18.  السلطان الحائر (Dar al Syuruq, 1960), sebuah karya terjemahan.
19.  يا طالع شجرة (1962), sebuah karya terjemahan.
20.  شمس النهار merupakan salah satu naskah drama karya Taufiq al Hakim. Drama “Syamsun Nahaar” ini ditulis Taufiq al Hakim pada tahun 1965, dan diterjemahkan serta tersebar dalam bahasa Inggris di Amerika pada tahun 1981. Masalah lingkungan kerajaan dan alam bebas menjadi latar cerita drama “Syamsun Nahaar” memiliki daya pikat dan nilai tambah bagi pembaca. Hal ini mengajarkan bahwa dimanapun kita berada kita harus menempatkan posisi kita sesuai dengan lingkungan tersebut. Kelebihan lainnya adalah gaya bahasa yang lugas, jernih, mudah dipahami serta pencitraan yang terdapat dalam drama Syamsun Nahaar mudah diekspresikan dan diinterpretasikan.[6]
21.  تأملات سياسية, sebuah karya buku
22.  زهرة العمر
23.  الرباط المقدس
            Inilah keajaiban karya Taufiq al Hakim yang berupa cerpen, drama, dan kesenian-kesenian sastra lainnya. Baginya sastra merupakan sesuatu yang akan menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan ummat.


[1] Anif Sirsaeba, Dalam perjamuan Cinta (Jakarta: Penerbit Replubika, 2008) Hlm. 151-152
[2] Ahmad Atho’illah Fathoni, Leksikon Sastrawan Arab Modern (Yogyakarta: Datamedia, 2007) Hlm. 145
[3] Ibid., 146
[4] Jamaluddin ar Rimadi, Min A’lamil Adabil Ma’ashir, (pdf) Hlm. 137
[5] Anif Sirsaeba, Dalam perjamuan Cinta (Jakarta: Penerbit Replubika, 2008) Hlm. 17-23
[6] Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab klasik dan modern (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) Hlm. 45





DAFTAR PUSTAKA
Ar Rimadi, Jamaluddin. ___. Min A’lamil Adabil Ma’ashir (pdf). Beirut: Darul Fikr al ‘Arabi
Atho’illah Fathoni, Ahmad. 2007. Leksikon Sastrawan Arab Modern. Yogyakarta: Datamedia
Kamil, Syukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: Rajawali Pers
Sirsaeba, Anif. 2008. Dalam Perjamuan Cinta. Jakarta: Penerbit Replubika

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mbak,, izin nutip dikitdikit yak,hehe ,, aku adek tingkat pean, salam kenal