Efek Blog
Efek Blog
Efek Blog
Toad Jumping Up and Down

Kamis, 18 Februari 2016

Kajian Filologi



              Filologi berasal dari bahasa Yunani “philos” yang berarti cinta dan “logos” yang berarti kata, sehingga dapat diartikan “senang bertutur” dan kemudian berkembang menjadi “senang belajar/senang kebudayaan”. Dalam Lisanul Arab dinyatakan:
(ح-ق-ق) حقه يحقه حقا وأحقه كلاهما أثبته وصار عنده حقا لا يشك فيه وأحقه صيره حقا وحقه وحققه صدقه... الخ
            Adapun tugas dari Filologi itu sendiri adalah mempelajari naskah-naskah yang masih ditulis tangan berupa manuskrip kemudian diteliti dan dipastikan kebenaran teksnya serta menatanya sebaik mungkin, sehingga sampai kepada pembaca. Filologi terbagi menjadi 2, yaitu tradisional dan modern. Filologi tradisional berhubungan dengan teks-teks lama dengan bentuknya yang asli, sedangkan Filologi modern berhubungan dengan isi teks lama dan transmisinya.
            Objek kajian Filologi berupa naskah dan teks klasik (manuskrip) yang tertulis di kulit kayu, daun lontar, bambu, kertas, papirus, dll. Pengertian dari klasik tersebut berarti naskah dan teks yang diproduksi pada masa lampau, pra modern; antara 40-50 tahun yang lalu.
             Contoh manuskrip:
Surat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia)


             
              Tujuan umum kajian Filologi:
  1. Mengungkapkan produk masa lampau melalui peninggalan tulisan
  2. Mengungkapkan fungsi peninggalan tulisan pada masyarakat penerimanya, baik masa kini maupun lampau
  3. Mengungkapkan nilai-nilai budaya masa lampau
            Tujuan khusus kajian Filologi:
  1. Mengungkapkan bentuk mula teks yang tersimpan dalam peninggalan tulisan masa lampau
  2. Mengungkapkan sejarah perkembangan teks
  3. Mengungkapkan sambutan masyarakat terhadap suatu teks sepanjang penerimanya
  4. Menyajikan teks dalam bentuk yang terbaca oleh masyarakat masa kini, yaitu dalam bentuk suntingan
            Filologi pertama kali berkembang di Iskandariah, sebuah wilayah yang terpengaruh oleh Yunani dan kemudian berkembang luas di Eropa. Awal kali dilakukan oleh Yunani pada abad ke 3M. Ahli Filologi pertama disebut dengan Madzhab Iskandariah. Beberapa naskah yang yang ditelaah pada periode awal diantaranya karya sastra Homerus, tulisan Plato, Aristoteles, dll. Setelah Iskandariah jatuh di bawah pengaruh Romawi, kegiatan Filologi berpindah ke Eropa Selatan, pusatnya di wilayah Roman.
            Pada abad ke 5M, ahli Filologi Eropa melakukan eksodos ke wilayah Persia, akibat perpecahan di kalangan kerajaan di kota Edessa. Pada masa Abbasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan, sehingga pada masa itu terdapat tradisi saling transfer ilmu pengetahuan. Pada saat itu pula, lahirlah penerjemah-penerjemah ternama seperti Qusta bin Luqa, Hunain bin Ishaq, al Hubaisyi, Ibnu al Muqoffa.
            Pada abad ke 17M, studi teks klasik Arab dan Persia di Eropa sudah dianggap mantap. Selain naskah Arab dan Persia, ditelaah pula naskah Turki, Ibrani, dan Syiria.
            Penghujung abad 18M, di Paris didirikan banyak pusat studi ketimuran oleh Silveter de Sacy yang merupakan bapak orientalis Eropa. Karena dengan pusat studi yang didirikannya, Ecoledes Orientalis Vivantes banyak melahirkan orientalis Eropa yang menekuni pengkajian karya tulis kawasan Timur Tengah.
            Sedangkan di wilayah Nusantara sendiri, munculnya Filologi terdapat pada sekitar abad 16M.


Pengumpulan, pengoleksian, dan penelitian manuskrip oleh mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang:








  • Dosen pembimbing: M. Faishol, M.Ag
  • Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
  • Fakultas Humaniora
  • UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Tidak ada komentar: