MAKALAH NAHWU
ISIM YANG SAMA DALAM SEGI MUDZAKKAR DAN MUANNATSNYA, ISIM MAQSHUR, MAMDUD,
DAN MANQUSH
Dosen pengampu : Tamim
Mulloh, M. Pd
Oleh :
1) Syaidatu Alfi Nur Faizah (13310053)
2) M. Abdul Ghofur (13310058)
Jurusan Bahasa dan
Sastra Arab
Fakultas Humaniora
UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang
Tahun Pelajaran
2013-2014
KATA PENGANTAR
إن الحمدلله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ
بالله من شرورأنفسناومن سيئة أعمالنا من يهدي الله فلا مضل له ومن يضلله فلاهادي
له. أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده. أما
بعد.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami senantiasa bisa menyelami indahnya menuntut ilmu di
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tercinta ini, dan semoga Allah kan selalu
menghiasi tiap langkah kaki dan hembusan nafas kita dengan cahaya Ridlo-Nya.
Sholawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Rasulullah Muhammad SAW.
revolusioner Islam, pembawa risalah syari’at yang sempurna, serta keluarga,
para sahabat, dan siapa saja yang mengikuti petunjuknya.
Dalam tersusunnya makalah ini, kami sangat berterima kasih kepada sang
ustadz yang senantiasa selalu bersabar dalam membimbing dan mendidik kami,
hingga kami dapat menyelesaikan tugas ini..
Ilmu Nahwu merupakan salah satu ilmu yang harus di pelajari dalam mendalami
bahasa Arab. Dalam makalah ini kami akan membahas salah satu bab dalam ilmu
Nahwu yang berkaitan dengan اسماء المقصورة والمنقو صة
والممدودة .
Dengan adanya makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran
dari para pembaca sebagai penyempurna terciptanya makalah selanjutnya. Dan kami
minta maaf, jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, karena tak
ada satu pun manusia yang terlepas dari salah. Sesungguhnya kebenaran hanya
milik Allah SWT.
Malang, 07 Mei 2014
Penulis
I.
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
Dalam memahami ilmu bahasa Arab, terkadang kita
menemukan banyak permasalahan, Karena itu terlebih dahulu kita harus menguasai
tiga elemen dasar, yaitu: isim, fi’il, dan huruf. Dan yang akan dibahas dalam
makalah ini, pertama adalah isim yang sama dalam bentuk mudzakar dan
mu’annatsnya, karena terkadang kita kesulitan untuk membedakan isim yang dapat
digunakan baik dalam bentuk mudzakar maupun dalam bentuk mu’annats. Kedua, isim
yang dilihat dari bentuknya(الاسم باالنظر على بنيته) . Adapun isim dilihat dari
bentuknya ada tiga macam, yaitu: Isim maqshur (الاسم مقصور), Isim manqus (الاسم منقوص ), dan Isim mamdud (الاسم ممدود).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah Nahwu
I, dan untuk membelajarkan kami agar mempunyai wawasan yang luas tentang ilmu
bahasa, khususnya bahasa arab.
I.2 RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana cara mengetahui isim yang sama dalam bentuk mudzakar dan
mua’nnatsnya?
B.
Apa pengertian isim
maqsur, manqush, dan mamdud?
C.
Bagaimana pembagian
isim maqsur, manqush, dan mamdud?
D. Bagaimana pembentukan isim maqsur, manqush, dan mamdud?
II.
PEMBAHASAN
A. Isim yang sama dalam bentuk mudzakar dan mua’nnatsnya
Seperti yang kita ketahui bahwasanya isim, ada yang
berbentuk mudzakar dan ada yang berbentuk mu’annats, namun ada sebagian isim
yang sama dalam bentuk mudzakar dan mu’annasnya antara lain :
1. Isim sifat yang mengikuti wazan-wazan dibawah ini :
a. مِفْعَلٌ
seperti contoh : مِغْشَمٌ، مِقْوَلٌ (artinya : orang yang
baik perkataannya, dan orang yang pemberani).
b. مِفْعَالٌ
seperti contoh :مِعْطَارٌ، مِقْوَالٌ (artinya : orang yang baik perkataanya, dan
yang orang yang suka memakai wangi-wangian).
c. مِفْعِيْلٌ
seperti contoh : مِعْطِيْرٌ، مِسْكِيْرٌ (artinya : pemabuk,
dan yang orang yang suka memakai wangi-wangian).
d. فَعُوْلٌ yang bermakna isim fa’il seperti contoh : صَبُوْرٌ، غَيُوْرٌ (artinya : yang cemburu, dan yang sangat
sabar). Apabila isim sifat yang mengikuti wazan tersebut bermakna isim maf’ul
seperti contoh : حَلُوْبٌ، رَكُوْبٌ، أَكُوْلٌ (artinya : sesuatu yang dimakan, sesuatu yang
dinaiki, dan sesuatu yang diperas) maka dalam bentuk mu’annatsnya menggunakan
ta’ marbutoh (ة) seperti contoh : حَلُوْبَةٌ، رَكُوْبَةٌ، أَكُوْلَةٌ.
e.
فَعِيْلٌ yang bermakna isim maf’ul yang dikehendaki sebagai
sifat dan mausuf atau yang disifatinya diketahui seperti contoh : اِمْرَأَةٌ
قَتِيْلٌ (artinya: perempuan yang dibunuh) apabila isim sifat
yang mengikuti wazan tersebut bermakna isim fa’il seperti contoh : رَحِيْمٌ، ظَرِيْفٌ، كَرِيْمٌ (artinya : orang yang mulia, orang yang cerdas,
dan orang yang berbelas kasihan) maka dalam bentuk mu’annasnya menggunakan ta’
marbutoh (ة) seperti contoh : رَحِيْمَةٌ، ظَرِيْفَةٌ، كَرِيْمَةٌbegitu pula apabila mausuf atau yang
disifati tidak diketahui antara mudzakar dan mu’annatsnya, seperti contoh :رَأَيْتُ جَرِيْحَةً. Namun adakalanya juga isim yang mengikuti wazan فَعِيْلٌ yang bermakna isim maf’ul menggunakan ta’ marbutoh
(ة) seperti isim yang ada pada jamak qillah
seperti : ذَمِيْمَةٌ، فَعْلَةٌ، حَمِيْدَةٌ، خَصْلَةٌakan tetapi hal yang seperti ini jarang sekali dijumpai. Begitu
pula apabila isim yang berwazan فَعِيْلٌ dikehendaki sebagai nama sesuatu bukan sifat,
maka dalam bentuk mua’nnastnya menggunakan ta’ marbutoh (ة) seperti contoh : نَطِيْحَةٌ، أَكِيْلَةٌ، ذَبِيْحَةٌ . (artinya : sembelihan, makanan, dan
gilingan).
f. فِعْلٌ yang bermakna isim maf’ul seperti contoh : ذِبْحٌ، طِحْنٌ(artinya : yang digiling, dan yang disembelih).
g. فَعَلٌ
yang bermakna issm maf’ul seperti contoh :جَزَرٌ، سَلَبٌ (artinya : yang
diambil, dan yang disembelih).
Adapun isim sifat yang menggunakan ta’ marbutoh pada wazan-wazan
diatas seperti contoh :مِعْطَارَةٌ،مِسْكِيْنَةٌ، مِيْقَانَةٌ، عُدْوَةٌ itu sangat jarang dijumpai.
2. Masdar yang dikehendaki sebagai sifat seperti lafadz : عَدْلٌ dan حَقٌّ maka isim tersebut
sama dalam bentuk mudzakar dan
mua’nnatsnya seperti contoh : مَرَرْتُ بِرَجُلٍ عَدْلٍ أَوْ بِامْرَأَةٍ عَدْلٍ .
B. Isim Maqshur, Mamdud, Dan Manqus
Dalam pembagian Isim adakalanya isim tersebut merupakan isim shohih
akhir, menyerupai shohih akhir, maqsur, mamdud, dan mangqus, pengertian dari
setiap isim tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Isim
shohih akhir adalah isim yang akhirannya bukan berupa huruf illat ( ا و ي ) dan bukan pula yang akhirannya berupa alif
mamdudah seperti contoh : رَجُلٌ، اِمْرَأَةٌ، كِتَابٌ، قَلَمٌ.
2.
Isim
syibhu shohih akhir atau yang menyerupai shohih akhir adalah isim yang
akhirannya adalah huruf illat( ا و ي ) akan tetapi huruf sebelumnya berharokat
sukun seperti contoh : دَلْوٌ، ظَبْيٌ، هَدْيٌ، سَعْيٌ.
3.
Isim
maqshur adalah isim mu’rob yang mana akhirannya berupa alif yang tetap,
baik ditulis dengan bentuk alif ( ا )atau
dengan bentuk ya’( ى ) seperti
contoh : الْعَصَا، مُوْسَى .
4. Isim mamdud adalah isim mu’rob yang akhirannya berupa hamzah( ء ) dan sebelumnya berupa alif zaidah seperti
contoh : السَّمَاءُ، الْصَّخْرَاءُ.
5. Isim manqus adalah isim mu’rob yang akhirannya berupa huruf ya’( ي ) yang tetap
dan sebelumnya adalah huruf yang berharokat kasroh, seperti contoh : الْقَاضِيْ، الْرَاعِيْ.
a) Isim Maqshur ( اسم مقصور )
Isim maqsur
adalah isim mu’rob yang mana akirannya berupa alif yang tetap, baik ditulis dengan bentuk
alif ( ا )atau dengan bentuk ya’( ي ) seperti
contoh : الْعَصَا، مُوْسَى . Alif yang ada pada
isim maqsur tidak selamanya asli, adakalanya alif tersebut merupakan pengganti,
baik dari huruf (و ) seperti contoh :الْعَصَا atau sebagai pengganti dari huruf (ي ) seperti contoh :الْفَتَى . Adakalanya juga alif tersebut merupakan
tambahan untuk menunjukan bahwa lafadz tersebut mua’nnats seperti contoh :حُبْلَى، عَطْشَى، ذِكْرَى yang berasal dari kata حُبْلٌ عَطْشٌ، ذِكْرٌ ada juga yang
penambahannya untuk lil ilhaq atau menyamai suatu wazan tertentu seperti contoh
:أَرْطَى، ذِفْرَى disamakan
dengan lafadz :جَعْفَرْ، دِرْهَمْ. Maka alif inilah yang dinamakan dengan alif
maqsuroh.
Alif maksuroh ditulis dengan bentuk ya’ (ى ) apabila isim
tesebut terdiri dari empat huruf atau lebih seperti contoh :بُشْرَى، مُصْطَفَى، مُسْتَشْفَى atau terdiri
dari tiga huruf dan huruf akhirnya berupa ya (ي ) الْفَتَى، الْهُدَى، الْنَدَى dan Alif
maksuroh ditulis dengan bentuk alif apabila isim tersebut terdiri dari tiga
huruf dan huruf akhirnya berupa wau (و ) seperti contoh :الْعَصَا، الْعُلَا، الْرَبَا
Ketika kita ingin mentanwinkan isim maqsur, maka
alifnya di buang secara pelafalannya saja akan tetapi tetap secara tulisan
seperti contoh :
كُنْ فَتًى يَدْعُوْإلَى هُدًى.
Isim
maqsur dibagi menjadi dua, yaitu isim maqsur qiyasi dan isim maqshur sima’i.
1) Isim Maqsur Qiyasi ( اسم مقصور قباسي )
Isim maqsur qiyasi adalah isim maqsur yang memiliki
wazan-wazan tertentu, dan ini ada dalam sepuluh wazan dari isim-isim yang
mu’tal akhir ( akhirannya berupa huruf illat ), diantara wazan-wazan tersebut
adalah
1. Masdar dari fi’il lazim yang berwazanفَعَلٌ ( fa’ dan ‘ain
fi’ilnya harokat fathah ) dari fi’il madiفَعِلَ ( ‘ain fi’ilnya
harokat kasroh ) seperti contoh : جَوِيَ جَوًى atau dari masdar فِعَلٌ( fa’ fi’ilnya harokat
kasroh dan ‘ain fi’ilnya harokat fathah ) seperti contoh :رَضِيَ رِضًا غَنِيَ غِنًى َ.
2. Isim yang berwazan فِعَلٌ( fa’ fi’ilnya harokat kasroh dan ‘ain fi’ilnya
harikat fathah ) yang mana isim tersebut merupakan jama’ dari lafadzفِعْلَةٌ seperticontoh :مِرًى وَ حِلىً jama’ dari lafadz مِرْيَةٌ وَحِلْيَةٌ.
3. Isim yang berwazan فُعَلٌ ( fa’ fi’ilnya
harokat dommah dan ‘ain fi’ilnya harikat fathah ) yang mana isim tersebut
merupakan jama’ dari lafadz فُعْلَةٌ seperti contohعُرًا وَمُدًى وَدُمًى jama’ dari lafadz عُرْوَةٌ وَ مُدْيَةٌ وَدُمْيَةٌ.
4. Isim jenis yang berwazan فَعَلٌ ( fa’ dan ‘ain
fi’ilnya harokat fathah ) yang mana isim tersebut menunjukan makna jama’
apabila sepi dari ta’ (ة ) dan bermakna mufrod apabila bersambung
dengan ta’ (ة ) seperti contoh : حَصَاةٌ
حَصًى وَ قَطَاةٌ قَطًا.
5. Isim maf’ul yang mana fi’il madinya lebih dari tiga huruf seperti contoh
: مُعْطًى و مُصْطَفَى وَ مُسْتَشْفَى .
6. Isim yang berwazan مَفْعَلٌ ( mim harokat fathah
) yang menunjukan atas makna masdar, zaman, dan tempat ( masdar mim, isim
zaman, dan isim makan ) seperti contoh :الْمَحْيَا وَالْمَأْتَى وَالْمَرْقَى .
7. Isim yang berwazan مِفْعَلٌ( mim harokat kasroh )
yang menunjukan atas makna alat ( isim alat ) seperti contoh : الْمِرْمَىى، الْمِهْدَى، الْمِكْوَى .
8. Isim sifat yang berwazanأَفْعَلُ baik untuk isim
tafdil seperti contoh :الأَدْنَى، الْأَقْصَى atau untuk selain isim tafdil seperti contoh :
الْأَحْوَى، الْأَعْمَى .
9. Jamak dari isim tafdil yang mua’annas dari wazan أَفْعَلُseperti contoh :الْدُنَى، الْقُصَا jama’ dari lafadzالْدُنْيَا، الْقُصْوَى dan
merupakan bentuk mu’annas dari lafadz الْأَدْنَى، الْأَقْصَى.
10.
Isim mu’annats dari isim tafdhil yang berwazan أَفْعَلُbaik isim tersebut shohih akhir seperti
contoh :الْحُسْنَى، الْفُضْلَى bentuk mu’annas dari lafadz الْأَحْسَنُ، الْأَفْضَلُ atau dari fi’il
mu’tal akhir seperti contoh : الْدُّنْيَا،
الْقُصْوَى bentuk mu’annas dari lafadz الْأَدْنَى، الْأَقْصَى.
2) Isim Maqshur Sama’i ( اسم مقصورسماعي )
Isim maqshur sama’i adalah isim maqshur yang langsung didengar dan diambil dari kalam arab, yaitu selain dari
isim-isim maqshur yang mengikuti wazan-wazan diatas karena
isim maqshur sama’i
tidak dapat di qiyaskan seperti
contoh : الْفَتَى، الْحِجَا، الثَّرَى، السَّنَا، الْهُدَى، الرَّحَى.
b) Isim Mamdud( اسم ممدود )
Isim Mamdud adalah isim mu’rab yang huruf akhirnya
berupa hamzah(ء ) dan sebelumnya terdapat
alif zaidah, seperti lafadz السَماءُ dan الصَحْرَاءُ.
Sedangkan jika hamzahnya tidak berupa hamzah zaidah maka tidak dapat dinamakan
dengan isim mamdud, seperti lafadzالمَاءُ
yang mana alifnya bukan alif zaidah tapi merupakan alif pengganti, yaitu dari lafadz
مَوَءُ,
karena bentuk jama’nya adalah lafadz اَمْوَاء.
Hamzah yang ada pada isim mamdud adakalanya asli,
seperti lafadz قُرَّاءُ dan
وُضَّاءُ,
karena keduanya berasal dari قَرَأَ dan
وُضُوءٌ,
atau sebagai pengganti dari wau dan ya’. Adapun yang merupakan penggantidari
wau, yaitu seperti lafadz سَماَءٌ dan عَدَّاء
yang asalnya adalah lafadzسَماَوٌ dan عَدُوٌّ, karena
keduanya dari fi’ilسَماَ يَسْمُو dan عَدَا يَعْدُو. Dan
yang sebagai pengganti dari ya’ seperti lafadz
بِنَّاءٌ dan مَشَّاءٌ yang asalnya adalah lafadz بِناَيٌ dan مَشَايٌ
karena keduanya berasal dari fi’il بَنَى يَبْنِي dan مَشَى يَمْشِي. Adakalanya hamzah tersebut ditambahkan
untuk menjadikan isim mudzakar ke bentuk mu’annas, seperti contoh : حَسْناَءُ
dan حَمْرَاءُ karena keduanya berasal dari حُسْنٌ dan حُمْرٌ. Atau adakalanya pula hamzah tersebut ditambahkan untuk lil ilhaq atau menyamai suatu wazan tertentu, seperti حِرْبَاءُ
dan قُوْبَاءُ.
Isim mamdud dibagi menjadi dua, yaitu qiyasi dan
sama’i.
1)
Isim Mamdud Qiyasi
Isim mamdud qiyasi adalah isim
mamdud yang memiliki wazan-wazan tertentu, dan
ini ada dalam tujuh wazan dari isim-isim
yang mu’tal akhir (akhirannya berupa huruf illat ), diantara wazan-wazan
tersebut adalah :
a) Masdar dari fi’il mazid yang huruf pertamanya berupa hamzah, baik hamzah tersebut
berupa hamzah qotho’ maupun hamzah washol. Seperti (آتَى
إِيْتاَءً), (أَعْطَى إِعْطَاءً), (انْجَلَى انْجِلاَءً), (ارْعَوَى ارْعِوَاءً), (ارْتَأَى
ارْتِئَاءً) dan (اسْتَقْصَى اسْتِقْصَاءً).
b) Lafal yang menunjukkan pada suara, yaitu
masdar dari fi’il yang mengikuti wazan فَعَلَ
يَفْعُلُ, seperti contoh :
رَغاَ الْبَعِيْرُ يَرْغُو رَغاَءً dan ثَغَتِ الشَّاةُ تَثْغُو ثُغَاءً.
c) Masdar yang mengikuti wazan فِعاَلٌ dari fi’il yang berwazan فَاعَلَ , seperti
(وَالَى وِلاَءً), (عَادَى عِدَاءً), (ماَرَى مِرَاءً), (رَاءَى رِئَاءً) dan (ناَدَى نِدَاءً).
d) Isim yang terdiridariempat huruf yang dijama’kan
dengan mengikuti wazan أَفْعِلَةٌ seperti contoh : كِسَاءٌ،
رِدَاءٌ، غِطَاءٌ yang jama’nya
adalah lafadz أَكْسِيَةٌ، أَرْدِيَةٌ، أَغْطِيَةٌ
e) Masdar dari fi’il mujarrod yang dibuat dengan mengikuti wazan تَفْعاَلٌ
atau تِفْعاَلٌ seperti (عَدَا يَعْدُو تِعْدَاءً) dan (مَشَى يَمْشِي تِمْشَاءً).
f) Sifat yang dibuat dengan mengikuti wazan فَعَّالٌ atau مِفْعاَلٌ untuk menunjukan makna mubalaghah, seperti lafadz عَدَّاءٌ dan مِعْطَاءٌ.
g) Bentuk mu’annats dari isim yang mengikuti wazan أَفْعَلyang bukan mrupakan isim tafdhil, baik isim tersebut shahih
akhir, seperticontoh :أَنْجَلَ، أَعْرَجُ، أَحْمَرُ
menjadiنَجْلاَءُ عَرْجَاءُ حَمْرَاءُatau
mu’tal akhir, seperti contoh :أَعْمَى، أَحْوَى،
أَلْمَىmenjadi عَمْيَاءُ، حَوَّاءُ، لَمْيَاءُ
2)
Isim Mamdud Sama’i
Isim mamdud sama’i adalah isim mamdud yang langsung didengar dan diambil dari kalam arab,
yaitu selain dari isim-isim mamdud yang mengikuti wazan-wazan diatas karena
isim mamdud sama’i tidak dapat di
qiyaskan seperti contoh : فَتاَءُ, سَناَءُ, غَناَءُثَرَاء
Memaqshurkan Isim Mamdud Dan Memamdudkan Isim Maqshur
Dalam isim mamdud diperbolehkan memaqshurkan isim
tersebut, seperti contoh dalam lafadz دُعاَءٌ dan صَفْرَاءُ menjadi
دُعاَ dan صَفْرَا. Namun sebaliknya dalam isim maqshur tidak
diperbolehkan untuk memamdudka isim tersebut seperti contoh : عَصَا dan غِنَى
menjadi عَصَاءٌ dan غِناَءٌ.
c) Isim Manqush ( اسم منقوص )
Isim Manqush adalah isim mu’rab yang akhiranya berupa
huruf ya’( ي ) yang tetap dan
sebelumnya adalah huruf yang berharokat kasroh, seperticontoh :القَاضِي
dan الرَّاعِي.Isim manqush yang tidak kemasukan alif lam (ال) dan tidak pula
diidlafahkan, maka ya’nya dibuang, baik dalam penulisan maupun pengucapannya
yaitu pada saat dalam keadaan rafa’ dan jar, seperti contoh : حَكَمَ قَاضٍ عَلَى جَان
sedangkan pada saat nashab, ya’nya ditetapkan, seperti contoh : جَعَلَكَ اللهُ هَادِياً إِلَى الْحَقِّ دَاعِياً إِلَيْهِ.
Adapun ketika bersama (ال) dan diidlafahkan, maka ya’nya tetap dalam
semua keadaan atau I’rob, baik dalam keadaan rafa’, nashab, dan jar seperti
contoh : حَكَمَ الْقَاضِي عَلَى الْجَانِي dan جَاءَ القَاضِي الْقُضَاةِ.
Adanya ya’ yang dibuang dikembalikan ketika isim
manqush tersebut ditatsniyahkan, seperti contoh : قَاضٍ menjadi قَاضِياَنِ.
Sumber rujukan:
Kitab Jami'ud Durus al-'Arabiyah (Syaikh Mushthofa al-Gholayainy)
Sumber rujukan:
Kitab Jami'ud Durus al-'Arabiyah (Syaikh Mushthofa al-Gholayainy)
11 komentar:
:)
bagus materinya, tapi kurang rapi,...
nilai 87.
iya... syukron atas komentar dn nilainya...
..ntar Q belikan cilok ea nilainya... :D
Fotonya kurang 3, berarti nilainya dikurangi 30... ^_^
Nggak disertai arti2nya !
untuk artinya silahkan buka di kamus... :)
Bisa juga!, Soalnya kebanyakan pengunjung tidak mau repot ! Tapi artikelnya bisa dipahami kok !
okey... syukron... :)
Afwan !
iya.. :/
semoga manfaat
Posting Komentar